Tepat pukul 10.00 WITA saya menyudahi kunjungan ke SMKN 3 Singaraja. Dengan mobil sewaan segera menuju Denpasar, untuk bertemu dengan suami dan anak-anak yang menginap di Denpasar, selanjutnya sore berencana kembali ke Malang naik Bus MTrans Queen Sleeper.
Saya belum memesan tiket, masih menimbang-nimbang apakah akan kembali ke Malang sore ini atau besok pagi. Penasaran pengen naik bus sleeper yang berangkat sore, tapi was-was juga apakah bisa sampai Denpasar tepat waktu.
Setelah memastikan dengan driver, dan dia bisa menjamin sebelum jam 2 kami bisa sampai Denpasar, saya pun memesan bus MTrans Queen Sleeper rute Denpasar – Malang. Beruntung ada aplikasi MTrans, jadi pesan tiket bus bisa sat set. Dan malah dapat diskon pula, dari harga Rp 410.000 per orang, jadi Rp 395.000 saja. Lumayan lho, 5 penumpang kali 15 ribu. Oh iya, jadwalnya MTrans Queen Sleeper berangkat dari Denpasar pukul 14.50 WITA.
Setelah dapat tiket, saya koordinasi dengan suami yang menemani anak-anak di hotel untuk berkemas, lalu chekout menjelang pukul 12.00. Saya minta mereka ke pool MTrans yang ada di Jalan Gurita I No.16, Pedungan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Tapi suami memilih menunggu saya saja di lobby hotel, baru berangkat sama-sama ke pool MTrans.
Perjalanan Singaraja-Denpasar Melewati Jalur Shortcut
Sopir yang mengantar saya bercerita bahwa dulu Denpasar ke Singaraja bisa memerlukan waktu hingga 4 jam perjalanan, tapi sejak ada jalur shortcut, perjalanan bisa di pangkas jadi 2,5 hingga 3 jam saja. Shortcut ini melintasi beberapa titik strategis di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tabanan.
Jalur shortcut Denpasar-Singaraja merupakan proyek infrastruktur yang menghubungkan Kota Denpasar di selatan Bali dengan Kota Singaraja di utara. Jalur ini dibangun untuk mempersingkat waktu tempuh dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan bagi para pengguna jalan. Sebelum adanya shortcut, perjalanan melalui jalur Bedugul memakan waktu lebih lama karena kondisi jalan yang berliku dan menanjak.
Pemandangan sepanjang perjalanan sayang banget buat dilewatkan. Melintasi pegunungan, dengan banyak monyet berkeliaran di pinggir jalan. Cuaca yang mendung, melintasi pegunungan, membuat perjalanan jadi nyaman. Banyak spot foto, yang sayangnya harus saya lewatkan, karena memburu waktu untuk bisa segera sampai tujuan.

Jalan yang mulus dan lebar, relatif sepi membuat mobil yang saya kendarai bisa melaju dengan cepat. Sesuai harapan saya juga, supaya sekitar jam 1 siang sudah bisa ketemu suami dan anak-anak di Denpasar. Perjalanan kami melewati danau Beratan, sopir menawarkan untuk berhenti jika saya ingin berfoto dengan latar belakang danau, tapi saya menolak. Dengan harapan semoga suatu saat bisa lewat sini lagi.

Menjelang pukul 12, kami memasuki kota Denpasar. Di sergap cuaca panas, matahari terik bersinar, plus kemacetan lalu lintas. Hampir 1 jam sendiri berputar-putar di dalam kota, ada jalan yang ditutup karena ada upacara keagamaan, sehingga sopir harus mencari jalan lain.
Saya sudah cemas saja, tapi akhirnya menjelang jam 1 sampai juga di hotel. Suami dan anak-anak sudah siap. Mereka segera naik ke mobil dengan barang bawaan. Lalu kami melaju menuju pool MTrans di jalan Gurita.
Hiruk Pikuk Calon Penumpang di Pool MTrans Denpasar
Sampai pool MTrans sekitar pukul 13.30 WITA, kami turun dari mobil, menurunkan barang bawaan masing-masing. Seorang petugas segera menyambut, menanyakan tujuan dan jenis bus yang akan kami naiki. Lalu menanyakan apakah ada bagasi. Kami lalu mengumpulkan barang bawaan yang akan dimasukkan ke bagasi untuk di data dan diberi label oleh petugas.
Setelah urusan bagasi beres, saya lalu melapor ke bagian pendataan penumpang, yang letaknya ternyata di kantor di seberang jalan. Kalau saya amati pool MTrans Denpasar ini lebih kecil ukurannya dibanding pool MTrans Malang. Padahal di sini melayani rute dan penumpang yang lebih banyak.
Ramai juga calon penumpang di pool MTrans. Untung tempat duduknya banyak, jadi kami masih memperoleh tempat duduk, mengelompok. Walau tak ber AC, jadi kami segera menggerakkan telapak tangan masing-masing di dekat kepala berharap ada angin segar menerpa. Saya yang sudah mulai terasa mengantuk, lalu membuat kopi dari dispenser yang tersedia di situ. Gratis kopi, teh dan air minum.
Ada juga ruangan yang ber AC sebenarnya, tapi saat saya menengok, ruangan ini penuh. Ada toilet pria dan wanita, masing-masing ada 2, ada kamar mandi juga masing-masing 1. Kamar mandinya lumayan bersih, pakai shower. Jadi kalau sampai Denpasar pagi, dan belum bisa chek in hotel, bisa numpang mandi di pool saja.
Satu persatu bus berangkat. Tujuan akhir Kediri, Blitar, Ponorogo, Malang, Yogya juga ada. Ada yang Eksekutif, Royal Sultan, dan Sleeper.
Setelah disinggahi rasa bosan menunggu, akhirnya bus Queen Sleeper tujuan Malang siap diberangkatkan. Setelah memastikan bawaan kami sudah masuk bagasi, kami pun menunggu panggilan petugas untuk masuk.
Begini Fasilitas Bus MTrans Queen Sleeper
Total ada 18 kabin di dalam bis, 9 di bawah dan 9 diatas, satu kabin untuk 1 penumpang. Saat memesan, saya memilih tempat duduk di bawah untuk kami berlima. Setiap kabin ada nomor dan namanya, nama-nama tempat wisata di Bali. Saya dapat kabin no 8B dengan nama Lovina.
Pas masuk ke dalam bus, baru deh kerasa pilihan kami di kabin bawah tepat, karena untuk masuk ke tempat duduk yang atas agak ribet. Ada pijakan di pintu kabin bawah, pijakan ini yang jadi tumpuan bagi penumpang di kabin atas. Saya nggak sempat memotret kondisi dalam kabin, gambar dibawah ini saya ambil dari IG MTrans.

Saat di panggil masuk ke dalam bus, kami di beri sandal dan kantong sepatu. Alas kaki harus dilepas dan berganti sandal untuk di dalam bus. Di samping pintu masuk kabin terdapat loker untuk menaruh sandal/sepatu. Pintunya berupa pintu geser, bisa dibuka tutup sekehendak penumpang untuk menjaga privasi dalam kabin.
Tempat duduknya lega, begitu masuk kaki langsung selonjor. Sandaran punggung dalam posisi tegak, bisa diatur sendiri hingga posisi rebah 180 derajat. Ada layar monitor di depan, jadi sambil duduk kita bisa menikmati aneka hiburan.

Jika saat berangkat kemarin, kami naik MTrans Royal Sultan dapat bantal kepala dan selimut, maka di Queen Sleeper ini penumpang dapat bantal, guling dan selimut tebal yang masih terbungkus plastik. Tercium aroma wangi saat plastik di buka.

Setelah semua penumpang masuk, operator membagikan ransum bekal snack buat di perjalanan. Ada sikat dan pasta gigi, tissue basah serta headset juga. Operator juga menyampaikan bahwa ada air panas di belakang, jika ingin menyeduh teh, kopi ataupun pop mie.

Tepat pukul 14.50 bus berangkat. Belum lama berjalan, bus berhenti. Rupanya operator mengambil makan siang untuk para penumpang. Nasi ayam goreng dari gerai ayam goreng ternama. Kami berlima yang sudah lapar segera menyantap makan siang masing-masing. Selesai makan, pencet-pencet layar cari hiburan, menata snack, posisi bantal dan guling, lalu mengatur duduk agar nyaman.
Perjalanan Panjang MTrans Queen Sleeper Denpasar – Malang
Saat berangkat dari Malang ke Denpasar, kami sampai Bali malam hari, dan dalam keadaan tidur, sehingga tak tahu bagaimana kondisi jalan. Nah, pas baliknya ini, kan bus berangkat jam 14.50, masih terhitung siang, jadi kami bisa melihat kondisi jalan.
Di terminal Mengwi, bus berhenti dan menaikkan penumpang. Saya intip dari jendela, ternyata teman kantor saya. Setelah dia naik, saya pun membuka pintu kabin dan menyapanya, rupanya selesai bertugas di salah satu SMK di wilayah Denpasar juga. Terus tiket pesawat di cancel karena saat itu (pertengahan November 2024), semua penerbangan dari Bali dibatalkan, akibat erupsi gunung Lewotobi Laki Laki di NTT.
Selepas Mengwi seingat saya jalanan mulai berliku, dengan deretan persawahan. Naik turun, bus meliuk, menambah kecepatan dan melintas ke jalur kanan untuk mendahului kendaraan di depannya, kadang ngerem lalu mencari tempat di jalur kiri. Efek jalanan berliku ini sukses membuat saya, kakak dan Toto mabuk perjalanan. Suami dan babang sih aman saja.
Padahal saat melintasi persawahan, entah di daerah mana, pemandangan matahari yang hendak terbenam sangat bagus. Tapi saya sudah lesu dan tak bersemangat untuk mengeluarkan ponsel dan mengabadikannya. Memilih memejamkan mata, hingga akhirnya tertidur.
Saya terbangun saat bus sudah antri hendak masuk kapal. Setelah bus terparkir di dalam kapal, petugas mempersilakan penumpang jika mau turun dan naik ke ruang penumpang kapal. Kami memilih untuk tidak turun dan tetap berada di dalam bus.
Setelah kapal mendarat, petugas membagikan handuk kecil yang sudah dibasahi air hangat, untuk membasuh muka. Karena sebentar lagi bus akan singgah di rumah makan, waktunya makan malam. Saya buka handphone, jam 20 lewat sekian menit.
Makannya di Depot Titin cabang Ketapang. Turun bus, kami segera antri ke toilet, baru menuju ruang makan. Menunjukkan barcode penumpang di handphone pada petugas, lalu mengambil piring dan mengisinya. Menu makan prasmanan khas Depot Titin, untuk minumnya ada pilihan teh dan jeruk.


Saat makan, saya dengar suara air, debur ombak. Penasaran, lalu menengok ke arah kanan, baru deh sadar memang posisinya menjorok ke pantai depotnya ini. Kalau makan di sini pas siang, bisa sambil menikmati pemandangan laut, bahkan pelabuhan ketapang juga.
Setelah semua penumpang selesai makan, sudah masuk ke dalam bus, kami pun melanjutkan perjalanan. Tak lama setelah bus berjalan, saya pun lelap. Terbangun saat bus sudah hampir sampai di pool jalan Raden Intan Malang. Menjelang jam 3 dini hari, kami sampai dengan selamat di Malang.
Alhamdulillah kesampaian juga ajak keluarga jalan-jalan ke Bali, sudah nggak penasaran lagi gimana rasanya naik bus sleeper. Walau sempat mabuk karena kondisi jalan, tapi nyaman karena bisa tidur lelap dan bangun badan serta kaki tidak pegal.
Leave a Reply