Pagi ini saat membuka media sosial, saya menemukan informasi kemunculan delapan ekor ikan hiu paus di Kepulauan Seribu. Hiu paus yang berat rata-ratanya bisa mencapai 19 ribu kilogram ini tidak memangsa manusia, jadi walau muncul di perairan Kepulauan Seribu dan bertemu perahu nelayan, tidak perlu dikhawatirkan. Hiu paus ini pemakan ikan kecil dan plankton.
Membaca informasi tentang kemunculan hiu paus ini, saya jadi ingat perjalanan saya ke Gorontalo, pertengahan Mei 2023 yang lalu. Jadi setelah menyantap salah satu kuliner khas Gorontalo yaitu milu siram, saya di ajak menuju ke arah selatan Gorontalo. Ke arah pantai, tepatnya ke Botubarani untuk melihat hiu paus.
Kemunculan Hiu Paus di Perairan Botubarani
Hiu paus pertama muncul di perairan Botubarani pada tahun 2016, mereka mencari makan berupa plankton dan udang kecil yang yang ada di perairan itu. Awal kemunculannya juga sempat membuat heboh warga Botubarani.
Perairan yang jernih, banyaknya limbah kepala udang, membuat hiu paus itu betah berada di perairan Botubarani hingga kini. Mereka kadang berenang juga ke tengah lautan, tapi pasti akan kembali lagi.
Hiu paus memiliki kulit berwarna hitam dengan totol-totol putih. Pada siripnya di pasan gps, sehingga dinas kelautan bisa selalu memantau keberadaan ikan-ikan ini.
Wisata Hiu Paus Botubarani
Kemunculan hiu paus yang bisa dilihat setiap hari di Botubarani, akhirnya menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Gorontalo. Termasuk saya yang langsung tertarik bergitu di beri informasi kalau ada wisata hiu paus di Botubarani. Sebelum ke Gorontalo, saya tak mengetahui tentang hal ini.
Botubarani adalah salah satu desa yang berlokasi tepat menghadap ke Teluk Tomini. Desa ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kabilabone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Jaraknya nggak terlalu jauh dari pusat kota Gorontalo, hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mencapai Botubarani.
Kemunculan hiu paus tidak hanya terjadi di Pantai Botubarani Gorontalo saja, namun juga terjadi di daerah lain. Namun, pengunjung Pantai Botubarani tergolong yang paling ramai. Ramainya wisatawan yang datang ke Pantai Botubarani dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih menunjang. Faktor- faktor tersebut antara lain adalah;
- Mudahnya akses menuju Pantai Botubarani Pantai Botubarani berjarak kurang dari 50 m dari Jalan Trans Sulawesi dan dapat dicapai kurang dari 30 Menit dari pusat Kota Gorontalo. Kondis wilayah ini membuat wisatawan dapat menjangkau lokasi pantai dengan cepat dan tanpa biaya yang mahal.
- Sangat dekatnya kemunculan hiu paus dari pantai Kemunculan hiu paus berada hanya di sekitar 25 meter dari bibir pantai. Sangat dekatnya kemunculan hiu paus tersebut membuat wisatawan tidak perlu menggunakan kapal bermesin untuk dapat melihat hiu paus.
- Jernihnya perairan Pantai Botubarani Visibiliti perairan cukup jernih sehingga hiu paus dapat terlihat jelas baik dari permukaan maupun dari dalam air.
- Kemunculan hiu paus sepanjang hari Hiu paus dapat muncul sejak pagi hingga sore, bahkan malam hari setiap hari saat musim kemunculannya. Hal ini membuat kepastian wisatawan untuk melihat hiu paus menjadi sangat besar.
Wisata Murah Meriah
Wisata hiu paus Botubarani ini murah banget lho, tiket masuknya hanya 5000 rupiah saja per orang. Ikan-ikan ini berenang diperairan yang tak terlalu jauh pula dari bibir pantai, sekitar 50 meter saja. Kalau ingin melihat hiu paus secara langsung, kita bisa menyewa perahu, harga sewanya 80.000 rupiah. Harga ini sudah termasuk pemandu yang akan mendayung perahu dan sekantong plastik udang kecil untuk memberi makan hiu paus. Satu perahu bisa digunakan oleh 3 orang.
Kalau ingin berenang (snorkling) juga bisa. Asyik kan bisa berenang bersama hiu paus. Kalau bisa menyelam, tentunya senang sekali bisa melihat hiu paus dari dalam air, dibandingkan hanya melihat dari permukaan saja. Saat menyelam, bisa melihat bentuk hiu paus ini secara utuh, sementara kalau naik perahu hanya bisa melihat sebagian kepala yang muncul di permukaan.
Karena saya nggak bisa berenang, sudah cukup senang dan puas melihat hiu paus ini berenang di sekitar perahu yang kami tumpangi. Walau awalnya takut karena ukuran badan mereka tuh lebih besar dari perahu yang kami naiki. Apalagi saat mendekat, ikan-ikan itu membuka mulutnya yang lebar, menyambut udang yang dilemparkan oleh pemandu.